Selasa, 31 Januari 2017

Kisah Seorang Istri Yang Selingkuh

Panah asmara bisa muncul tanpa diduga. juga bisa mengena kepada siapa saja, Tak terkecuali mereka yang sudah berkeluarga. apalagi bila perjumpaan kedua insan berbalur nafsu primitif. tapi siapa yang bisa menolak bila akal sehat terkikis oleh libido yang membeludak, Hal ini setidaknya dialami Cindy, seorang karyawati di salah satu penerbit media cetak di ibukota. hanya karena ingin belajar internet ia terjebak asmara dengan pria yang sudah beristeri. sebut saja “Hilman.” Berikut penuturan Cindy

Kenalkan namaku Cindy, usia 27 tahun. aku tinggal di Jakarta, suamiku kerja di satu perusahaan swasta yang memiliki jaringan ke berbagai wilayah di tanah air, kami sudah 2 tahun menikah, tapi entah mengapa belum juga dikaruniai anak, Pada hal kami melakukan hubungan suami isteri secara rutin dan lancar. 

Memangpola kami “berhubungan” menurutku biasa-biasa saja, kurang variasi, bahkan terasa membosankan, tapi aku tak ada sedikit pun niat untuk berselingkuh dengan orang lain. suamiku sangat menyayangi aku, bahkan cenderung memanjakanku, tapi entah kenapa tiba-tiba seketika bisa berubah setelah aku ditugaskan menangani hubungan dengan perwakilan di beberapa daerah.

Untuk kelancaran tugas tersebut aku terpaksa belajar mengoperasikan internet, karena hubungan dengan perwakilan di daerah selalu melalui e-mail. Melalui kirim-kiriman e-mail, dan aku kenal Hilman, Wakil Kepala Perwakilan di Solo Jawa Tengah. Melalui e-mail, ia banyak memberikan pengetahuan tentang internet, termasuk bagaimana cara ber-chatting ria. seiring perjalananan waktu hubungan kami semakin akrab, bahkan percakapan kami tak hanya melalui internet saja, kami juga sering berkomunikasi lewat telepon dan SMS. padahal kami belum pernah bertemu muka secara langsung denganya, dengan keakrabanya kami, pembicaraan antara kami tidak lagi sebatas urusan kantor saja, tapi juga masuk pada masalah-masalah pribadi. 

Hingga pada suatu hari Hilman menelponku, ia mengatakan akan ke Jakarta, dan Ia menawarkan agar kami “copy darat,” untuk berkenalan dan bertemu muka, menurut Hilman, pertemuan sebaiknya dilakukan di luar kantor. Alasanya agar tidak mengganggu jadwal kerja juga suasananya lebih santai. awalnya ditawari begitu aku sedikit bingung, karena hal seperti ini adalah sangat baru bagiku, sudah mengenal seseorang, tapi belum pernah bertemu, dan sekarang akan bertemu orang tersebut. tapi akhirnya aku menyetujui dan kita membuat janji untuk bertemu pada hari Sabtu pagi. mengapa aku ambil hari itu karena kantor kami hari sabtu libur, sehingga banyak waktu untuk bertemu. 

Kami sepakat bertemu pukul 10 pagi di loby Hotel S di kawasan Pecenongan tempat Hilman nginap. aku datang sendirian, karena pada hari Sabtu, suamiku tetap masuk kerja. Perusahaan tempat ia kerja memang tidak libur pada hari Sabtu. Tapi, setelah tiba di loby hotel, aku tak menemukan laki-laki yang bernama Hilman. kemudian, aku menanyakan pada bagian receptionis.

apakah ada tamu bernama Hilman"? tanya saya kepada petugas receptionis

Petugas receptionis itu segera membuka daftar tamunyasetelah dichek ternyata ada dan aku diberitahu nomor kamarnya. aku telepon ke kamarnya kebetulan Hilman yang mengangkat. Ia minta maaf karena telat bangun sebab harus menyelesaikan pekerjaan hingga larut malam. dikatakanya saat itu ia pun belum sempat mandi. Tentu aku bingung, akankah menunggu hingga Hilman turun ke loby, atau bagaimana ?

Menurut Hilman, jika tidak keberatan, aku dipersilahkan naik ke kamarnya, menunggu di ruang tamu di kamarnya, (ternyata kamarnya mempunyai ruang tamu sendiri, semacam suite room atau apa aku tidak menanyakan).


Tawaran ini bagiku membingungkan, tapi akhirnya aku menyetujuinya. sesampai di depan kamar, aku pencet bel, dan tak lama kemudian Hilman membuka pintu. Ternyata Hilman, pria ganteng dan penampilannya simpatik. 

Setelah sedikit berbasa basi diruang tamu kamarnya, ia permisi untuk mandi sebentar dan mempersilahkan aku untuk main komputer kecilnya (notebook). Ia sempat membantuku meng-connect-kannya ke internet, sebelum meninggalkanku untuk mandi. aku mencoba masuk ke web untuk chatting, tetapi entah kenapa kok tidak bisa masuk. tanpa sengaja, aku justru membuka web yang isinya kisah-kisah seru dan saru, dan dalam bahasa Indonesia lagi. aku catat alamat webnya, agar dapat aku buka di rumah. 

Terus terang, membaca cerita-cerita itu, aku jadi terangsang, keluar dari kamar mandi, Hilman kaget melihat aku membuka web tersebut. aku juga sangat malu sehingga komputer segera ku disconnect kan. tapi karena Hilman terlanjur melihat aku membaca cerita saru dan seru di webnya, tak lama kemudian ia tertawa dan menanyaka. 

"apakah kamu pernah masuk ke web itu"?.  Aku jawab, "belum",

dan aku tak tahu kenapa bisa masuk ke web itu, mendengar jawabanku Hilman tersenyum, dan setelah suasana agak mencair kami ngobrol seputar masalah internet. Hilman tampak amat menguasai dunia internet. Bahkan ia jelaskan bahwa di internet terdapat web untuk orang dewasa, misalnya cerita seru, dan web yang menampilkan gambar gambar sex. aku jadi penasaran, karena itu Hilman membuka sebuah web porno yang membuat aku kaget karena berisi sepasang belia yang bersebadan. 


Sejujurnya aku belum pernah melihat isi internet seperti itu, atau yang dinamakan “blue film.” Akibatnya, aku jadi panas dingin. Mungkin aku sudah terangsang. entah bagaimana dan kapan mulainya, Hilman ternyata sudak memelukku, dan tangan nakalnya mulai menjelajahi sekujur badanku. awalnya aku ingin berontak, tapi heran aku diam saja. Bahkan, tetap tidak bereaksi saat Hilman menggiringku ke tempat tidur. 

Puncaknya, kami pun berhubungan badan. Hilman yang tampaknya amat berpengalaman, sehingga aku semakin terbuai kenikmatan sesat dengan penuh gelora. dengan Hilman, aku menemukan keindahan yang belum aku dapatkan dalam berhubungan dengan suamiku. 
Berbagai gaya yang ditiru dari tayangan internet pun kami praktekkan. 

Tanpa terasa hari sudah menjelang sore, dan aku harus segera kembali ke rumah. Bagiku, ini memang pertama kali terjadi dalam perkawinanku. Karena itu aku merasa berdosa terhadapsuamiku. tapi ini telah terjadi, Celakanya selalu muncul keinginan untuk mengulanginya, terutama bila membuka internet, yang menjadi tugas rutinku di kantor. karena itu tak jarang bila waktu senggang ku manfaatkan internet kantor, baik untuk ber chatting dengan Hilman atau membuka web-web “dewasa” yang menyajikan aneka variasi hubungan intim. 

Tentu, setiap kali Hilman datang ke Jakarta, kami selalu manfaatkan untuk mengulanginya kembali, sekaligus menambah pengetahuan. Dalam hati kecilku, sebenarnya aku ingin mengakhiri hubungan gelap ini. Dan aku ingin mempraktekkanya pengetahuan tersebut bersama suami saja. Tapi, ada rasa malu, sungkan, atau apalah namanya, sehingga niatku meningkatkan kemesraan bersama suami tetap tak terlaksana.

Terus terang aku sangat takut, bila suatu saat suamiku mengetahui apa yang pernah aku lakukan bersama Hilman. (PL)

Itulah kisah Cindy dan Hilman, apakah anda juga punya pengalaman seperti mereka berdua??? 

Salam MMC. 

Share this

0 Comment to "Kisah Seorang Istri Yang Selingkuh"